Thursday 9 April 2015

PENGARUH CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS DI BURSA EFEK INDONESIA



PENDAHULUAN


Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena dapat menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan. Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Kamaruddin 2004 : 17).  Perkembangan yang pesat pada pasar modal saat ini sangat menarik  perhatian investor atau para pemilik modal untuk berinvestasi di pasar modal.
        Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini diberi judul “”.
Perumusan Masalah
1.  Seberapa besar pengaruh secara parsial Current Ratio, Earning Per Share dan Return On Equity terhadap return saham ?
2.   Seberapa besar pengaruh secara simultan Current Ratio, Earning Per Share dan Return On Equity terhadap return saham ?


Tujuan Penelitian
 Sesuai dengan perumusan mas4aalah diatas, maka tujuan daripada penelitian ini adalah :
  1. Untuk menganalisis sejauh mana Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return saham ?
  2. Untuk menganalisis sejauh mana Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap return saham ? 

    Manfaat Penelitian 
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

1. Secara Teoritis
-  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan atas pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu ekonomi.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

-          -    Bagi Penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu kesempatan menerapkan teori - teori yang telah diperoleh diperkuliahan dan menambah wawasan pengetahuan pasar modal dan aktivitasnya mengenai dividen.
-     Bagi Manajemen
Manfaat penelitian ini bagi manajemen yaitu memberikan kontribusi bagi manajer dalam menentukan suatu alat pengukuran kinerja perusahaan. 
-          -   Bagi Pihak Lain
Hasil penulisan ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan referensi untuk penelitian dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya.



TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
Variabel-Variabel Rasio Sebagai Pengukur Return Saham

Current Ratio (CR)
Current ratio adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki (Brigham, 2010). Current ratio sangat berguna untuk  mengukur likuiditas perusahaan, akan  tetapi dapat menjebak. Hal ini  dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan  yang tidak terjual yang tentu saja  tidak dapat dipakai untuk membayar hutang. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2,  meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap. (Abdul Halim, 2005).

Rasio Lancar =  Aktiva Lancar            x 100%       
                          Kewajiban Lancar


Earning Per Share
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibandingkan dengan alternatif informasi lainnya. Dengan menggunakan laporan keuangan, juga akan menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini adalah laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan, akan diperoleh komponen (EPS). Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan. EPS adalah suatu ukuran pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham. EPS menunjukan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang memberikan EPS yang tinggi.

Perhitungan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut : 

EPS  = Laba Bersih Setelah Pajak
             Jumlah Saham yang beredar


Mekanisme Hubungan Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham

Hubungan Current Ratio Terhadap Return Saham
Semakin besar current ratio yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga perfomance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi performance harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.


Hubungan Earning Per Share  Terhadap Return Saham
Harga saham yang tinggi akan mendorong investor untuk menjual saham tersebut. Jika saham tersebut terjual dengan harga yang tinggi maka investor akan mendapatkan return yang tinggi. Jadi, perubahan EPS mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan return saham.

Hubungan Return On Equity  Terhadap Return Saham
Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga saham karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik (Harahap, 2007).


2.1.2           Return saham
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut  return, baik langsung maupun tidak langsung (Ang, 1997).
Berdasarkan pengertian  return,  bahwa  return  saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara  menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mangabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus: Ross et al. (2003:238) 

 Ri = Pt - Pt-1
           Pt-1

Penelitian Terdahulu



a) Hernendiastoro (2005) melakukan penelitian dengan  judul “Pengaruh  Kinerja Perusahaan dan Kondisi Ekonomi terhadap Return Saham dengan Metode Intervaling (Studi Kasus pada Saham-saham LQ 45)”. Variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, ROA, PER, tingkat inflasi, suku bunga dan kurs, sedangkan variabel dependennya adalah  return saham. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode “purposive sampling” dan metode analisisnya adalah metode regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada interval 3 bulanan dan 6 bulanan variabel ROA dan suku bunga berpengaruh terhadap  return saham. Pada interval 12 bulan hanya suku bunga saja  yang berpengaruh terhadap  return saham, sedangkan variabel lain yaitu CR, DER, ROA, PER, tingkat inflasi dan kurs tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.  
b)   Natarsyah (2000)
“Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Saham, Kasus Industri Barang Konsumsi Yang Go Public Di Pasar Modal Indonesia”. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dengan kriteria perusahaan industri barang konsumsi yang sahamnya selalu terdaftar dan aktif diperdagangkan sejak 1990 sampai dengan 1997 dengan data tahunan. Variabel independen yang digunakan terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Divident Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), nilai buku (book value) dan indeks beta. Sedangkan variabel dependennya adalah harga saham yang diukur dari harga saham pada saat penutupan (closing price) pada periode 31 Desember. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan model log linier. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ROA,  DER dan book value berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada level kurang dari 1% dan risiko sistematik (indeks beta) signifikan pada level kurang dari 10%. Sedangkan variabel lainnya tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham.

c)   Ulupui (2005)
      Melakukan penelitian tentang Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap  Return  Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Current Ratio, ROA, TATO, DTE dan  return saham. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap  return saham. Sedangkan DTE memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan dan TATO menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan terhadap  return saham.

d)   Ratnasari (2003)
Dengan menggunakan metode multiple regression (analisis regresi berganda) dimana variabel yang diteliti adalah ROA, NPM, DER, PBV, volume perdagangan dan nilai kapitalisasi pasar. Penelitian ini dilakukan di perusahaan manufaktur dan perbankan di Bursa Efek Jakarta tahun 1998-2001. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan perbankan dan untuk menyamakan jumlah sampel maka dari perusahaan manufaktur diambil 14 perusahaan yang aktif diperdagangkan pada kurun waktu pengamatan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ROA, NPM, DER, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap  return saham sedangkan volume perdagangan dan nilai kapitalisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan.

e)   Auliyah dan Hamzah (2006)
    Meneliti tentang analisis karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro terhadap  return dan beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan (EPS,  dividend payout, CR, ROI dan cyclicality), industri (jenis industri dan ukuran industri) dan makro ekonomi (kurs rupiah terhadap  dollar dan PDB). Metode analisis yang digunakan adalah regresi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel karakteristik perusahaan (EPS,  dividend payout, CR, ROI dan  cyclicality) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham syariah.


Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah ditanyakan dalam berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesisnya adalah Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham perusahaan automotive and components di BEI.
Berdasarkan tujuan penelitian, landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual  diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham industri  automotive and components.
H2  : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham industri automotive and components.
H3  : Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham industri automotive and components.
H4  : Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap return saham industri automotive and components.


METHODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberi batasan atas permasalahan yang akan dianalisis, sehingga analisis dan pembahasan tidak menyimpang, maka penulis perlu memberikan batasan permasalahan. Permasalahan yang akan menjadi pembahasan penulis adalah pengaruh faktor-faktor seperti current ratio, earning per share, return on equity dan  return saham pada sub sektor automotive and components tahun 2004-2010.

Rancangan Penelitian
Penelitian Asosiatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena (Marzuki, 1999).

Populasi dan Sampel
Populasi 
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115)

Sampel
Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari (Sarwono dan Martadiredja, 2008:127). Menurut Sugiyono (2010:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang baik menurut Jogiyanto (2008:67) di dalam penelitian adalah sampel yang tepat dan akurat.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Ada 4 (empat) kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan automotive and components yang terdaftar di BEI sejak tahun 2004 sampai tahun 2010. Hal ini dimaksudkan untuk data yang berkesinambungan.
2. Perusahaan automotive and components  yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan berturut-turut dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010.
3. Tersedianya laporan perdagangan saham emiten setiap bulan selama periode penelitian
4.   Tersedianya harga saham bulanan pada perusahaan automotive and components  pada tahun 2004 – 2010.

                Berdasarkan beberapa kriteria-kriteria di atas, maka jumlah sampel perusahaan sub-sektor Automotive And Components yang memenuhi kriteria sebanyak 9 (sembilan) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2010. Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda (Multiple Linier Regression Method) dengan pengolahan data melalui software SPSS (Statistical Package for Social Science). Model dalam penellitian ini dinyatakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana:
Y             = Return Saham
a              = Konstanta
X1            = Current Ratio
X2            = Earning Per Share
X3            = Return On Equity
e              = Error of term atau variabel yang tidak diteliti


Analisis Regresi Berganda
       Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi dan dihitung dengan menggunakan program SPSS.







a.Dependent Variabel : RETURN
 Berdasarkan output SPSS tersebut secara parsial pengaruh dari ketiga variabel independen CR, EPS, dan ROE terhadap return saham
Return Saham = 4,593 – 1.563 CR + 0,009 EPS + 0,010 ROE

Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut:

1. CR adalah sebesar -1,563. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa CR berpengaruh negatif terhadap return saham pada industri Automotive and Components yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2010

2. EPS adalah sebesar 0,009. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap return saham Automotive and Components yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2010.

3. ROE adalah sebesar 0,010. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham Automotive and Components yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2010.

 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependend tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
·        Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
·        Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada   autokorelasi.
·        Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative.

Sesuai tabel di atas menunjukkan bahwa Durbin-Watson berada pada nilai 1,678 yang berarti bahwa model regresi tersebut tidak mengandung autokolerasi

Determinasi (R2)
Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel-variabel dependen. Nilai koefisien adalah antara nol sampai dengan satu dan ditunjukan.
Dan berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai koefisien determinan (Adjusted R2) di peroleh sebesar 0,079 atau 7,9 %. Hal ini menunjukkan 7,9% Return Saham dipengaruhi oleh CR, EPS dan ROE. Sedangkan sisanya sebesar 92,1% dijelaskan oleh variabel lain. 

Hasil Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya.
Dari hasil analisis regresi diatas, tampak bahwa tidak semua diantara ketiga variabel independen yaitu CR, EPS dan ROE yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham. Dapat dilihat bahwa variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan tingkat signifikasi 0,14. Hal ini dikarenakan nilai Sig t variabel EPS lebih kecil dari tingkat signifikasi sebesar 0,05 atau 5%.

Analisis Hasil Uji f
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini hasil analisis Uji f yang menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen CR, EPS dan ROE berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen return saham.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel CR sebesar -0,974 dengan nilai tidak signifikansi sebesar 0,334, dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05. Yang berarti bahwa CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan CR yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Auliyah dan Hamzah (2006) yang mengatakan bahwa CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dengan demikian bahwa CR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham ditolak.
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi untuk variabel EPS sebesar 0,367 dengan nilai signifikasi sebesar 0,014, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil dari 0,05. Maka dari itu EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Secara teori, bahwa EPS merupakan hasil yang akan diterima oleh para pemegang saham untuk lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. EPS yang cenderung naik maka kemungkinan keuntungan yang didapat oleh investor lebih besar dari pada kerugian yang mungkin terjadi. Dengan demikian besarnya EPS dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan dimana EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham. Koefisien regresi EPS sebesar 0,009 menyatakan bahwa setiap penambahan EPS sebesar 1% maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,009%. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian ini EPS memiliki kondisi yang baik. EPS juga mempunyai arah yang positif terhadap return saham yang berarti  semakin tinggi EPS maka semakin meningkat pula return saham. Investor sangat menyukai EPS karena mencerminkan jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk lembar saham. Selain itu,  EPS juga disajikan pada  laporan keuangan sehingga investor sangat mudah untuk mendapatkan informasinya. Dengan demikian EPS perlu digunakan oleh investor sebagai pertimbangan pemilihan investasi.
                Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel ROE sebesar 0,25 dengan nilai signifikansi sebesar 0,856, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05. Hal ini mendukung pendapat Syabib Natarsyah (2000), yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham ditolak. Koefisien regresi ROE sebesar 0,010 menyatakan bahwa setiap penambahan ROE sebesar 1%, maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,010%.

Penjelasan Secara Silmultan
Pengujian hipotesis uji F digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat.

Ho : b1, b2, b3, b4 = 0 ; secara serempak current ratio, earning per share dan return on equity tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan Automotive And Components di Bursa Efek Indonesia.
H1 : b1, b2, b3, b4 ≠ 0 ; secara serempak current ratio, earning per share dan return on equity mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan Automotive And Components di Bursa Efek Indonesia.

Dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa Fhitung>Ftabel sehingga Ho ditolak artinya variabel-variabel bebas (independent variable) yaitu  CR, EPS dan ROE tersebut secara simultan/serempak berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu Return Saham. Dari hasil pengolahan data juga terlihat bahwa variabel independen yaitu CR, ROE dan EPS mempunyai signifikansi Fhitung sebesar 0.049 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. Bahwa secara simultan variabel independen CR, EPS dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Automotive And Components di Bursa Efek Indonesia.



Kesimpulan
       Penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh CR, EPS dan ROE  terhadap return saham pada perusahaan Automotive and Components. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan tiga variabel independen (CR, EPS dan ROE) dan satu variabel dependen return saham menunjukkan bahwa:
1.       Secara parsial variabel CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham sub sektor automotive and components. Keadaan kewajiban lancar perusahaan pada periode penelitian lebih besar daripada aktiva lancar, sehingga mengakibatkan rasio ini bernilai negatif yang akan berdampak pada turunnya return saham.
2.       Secara parsial variabel EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sub sektor automotive and components. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa bahwa tinggi nilai perusahaan disebabkan oleh kinerja manajemen dan juga dipengaruhi faktor-faktor sehingga EPS berada dalam kondisi baik.
3.       Secara parsial variabel ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham sub sektor automotive and components. Variabel ROE yang tidak signifikan menunjukkan bahwa nilai laba setelah pajak (EAT) menjadi salah satu ukuran investor dalam berinvestasi di pasar modal.
4.       Berdasarkan hasil pengujian secara simultan variabel independen CR, EPS dan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sub Automotive and Components.

Saran
1.       Bagi investor harus mempertimbangkan sebelum melakukan investasi dengan cara menggunakan fundamental keuangan dan dapat dipakai sebagai masukan bagi investor dan para pelaku pasar modal dalam melakukan pengambilan keputusan berinvestasi.
2.       Bagi perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan terutama profitabilitas untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. menilai perubahan potensial sumber  daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan.
3.       Penelitian selanjutnya sebaiknya perlu menambah rasio keuangan sebagai variabel independen yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh terhadap return saham.



Daftar Pustaka

Ahmad, Kamaruddin. 2004.  Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Ang, Robbert. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft.
Auliyah, Robiatul dan Hamzah, Ardi. 2006. “Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Dan Beta Saham Syariah Di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Arthur J. Keown dkk. 2000.  Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Brigham, F. Eugene dan Joel, F. Houston, F., 2010. Fundamental of Financial Management, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa Yulianto, Ali Akbar,  Penerbit Salemba Empat, Jakarta.  
http//:www.idx.co.id. Diambil pada Tanggal 9 April 2012.
http//:www.yahoo.finance.com. Diambil pada Tanggal 9 April 2012.
http//:www.campur-aduk.com/2012/02/download-icmd-2009-2010-2011-daftar-emiten bei-2005-2011/
Mahmud, Hanafi dan Abdul, Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:Penerbit AMP-YKPN.
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.
Natarsyah, Syahib. 2000. “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi Industri Barang Konsumsi)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.5, No. 3, Hal. 294-312. Diakses           pada tanggal 18 Desember 2011 dari http://www.docstoc.com/docs/23253535/Jurnal-Akuntansi---ANALISIS-FAKTOR FUNDAMENTAL-DAN-RISIKO.
Ratnasari. 2003. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Volume Pedagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham di BEI (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Dan Perbankan)”, Tesis Program Studi Sarjana Megister Manajemen Universitas Diponogoro (tidak dipublikasi).
Ross, S.A, et. all. 2003. “Corporate Finance (8 ed)”. New York.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Ulupui. 2005. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham  (Studi Pada  Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori  Industri Barang Konsumsi Di BEJ”. Journal Ekonomi dan Manajemen, Vol 5 No 3.































No comments:

Post a Comment