Manajer dan Manajemen
Definisi paling umum dari manajer adalah seseorang
yang bekerja dengan atau melalui orang lain melalui kegiatan mengkoordinasi
berbagai aktifitas pekerjaan dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi[1].
Tugas utama manajer adalah menkoordinasi. Walalupun nampak sederhana, namun
dalam implementasinya kegiatan mengkoordinasi memerlukan kemampuan yang cukup
kompleks. Seorang manajer tidak akan dapat mengkoordinasikan suatu proses
pekerjaan dengan baik, jika manajer tersebut tidak dianut oleh bagian-bagian
atau unit-unit yang akan dikoordinasikan, maka pasti proses koordinasi tidak
akan terjadi. Untuk dapat dianut tentu seorang manajer harus memiliki berbagai
prasyarat agar supaya dapat dianut.
Dianut atau diikuti oleh orang lain adalah kata
penting dalam definisi kepemimpinan, sehingga seseorang yang memilih profesi
sebagai seorang manajer harus memiliki kemampuan untuk dianut oleh orang lain
atau dengan kata lain seorang yang memilih profesi sebagai manajer harus
memiliki jiwa kepemimpinan. Untuk dapat dianut orang harus memiliki reputasi
terpercaya, pada hal-hal tertentu juga harus ditambah dengan kemampuan dan
skill yang juga terpercaya. Sampai disini, terasa sekali bahwa untuk dapat menjalankan
fungsi utama seorang manajer ternyata diperlukan berbagai kompetensi yang
kompleks.
Secara teoritis, manajer harus menjalankan fungsi
manajemen. Jika fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak dijalankan maka orang
tersebut tidak lagi disebut sebagai seorang manajer. Terdapat banyak istilah
yang digunakan untuk menggambarkan berbagai fungsi manajemen oleh para pakar,
namun demikian secara esensial akan memiliki titik kesamaan. Keseluruhan fungsi
tersebut itu harus dijalankan oleh seorang manajer. Akan sangat ganjil jika
manajer tidak melakukan perencanaan, atau juga akan kelihatan aneh jika manajer
tidak melakukan pengorganisasian, kepemimpinan atau bahkan pengendalian.
Keseluruhan fungsi tersebut wajib dijalankan oleh seorang manajer. Dari
keseluruhan fungsi yang harus dijalankan oleh seorang manajer tersebut, fungsi
kepemimpinan adalah fungsi yang paling banyak memerlukan kemampuan dalam hal soft
skill sedangkan ketiga fungsi lainnya sebagian besar berkaitan dengan hard
skill. Itulah sebabnya fungsi kepemimpinan adalah fungsi yang paling sulit
untuk diajarkan, diantara ketiga fungsi manajemen yang lain.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis
kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.Selain itu Ricky Griffin manajemen diartikan sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia(1561)
maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya
"mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang
berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège
yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal
dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur[2].
c. PERBEDAAN MANAJEMEN DAN MANAJER
Perbedaan manajemen dan kepemimpinan
adalah Kemimpinan terjadi setiap saat dan di mana pun asalkan ada seseorang yang
berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa
mengindahkan bentuk alasannya Kepemimpinan dapat dipergunakan setiap
orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor
tertentu, tidak harus dibatasi oleh aturar-aturan atau tatakrama birokrasi.
Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu.
Kepemimpinan.bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu
tujuan tertentu.
Manajemen terjadi bila mana
pengertian kepemimpinan dibatasi oleh tatakrama birokrasi atau dikaitkan
terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen,
Fungsi-fungsi seperti perencanaan, pengaturan, motivasi dan pengendalian senantiasa
ada di dalamnya[3].Jadi dapat terjadi seorang manajer
berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku
orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu
harus menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan
kata lain seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi
seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
D. HUBUNGAN
MANAJER DAN MANAJEMEN
Manajer dalam hubungan dengan
menajemen menjelaskan tentang substansi tugas yang ada padanya. Pada satu sisi,
manajer ada pada posisi tugas pelaksana kepemimpinan dengan membantu pemimpin
memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini manajer adalah kepala
atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam suatu organisasi. Pada
sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang manajer
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada aras manajerial.
Tentu tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya,
ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan
tugas manajerial kepadanya.
E. FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, yaitu:
Perencanaan
(planning)[4] adalah memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
Pengarahan
(directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
Fungsi
manajemen menurut beberapa penulis antara lain[5] :
1. Ernest Dale: Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Innovating , Representing dan Controlling.
2. Oey Liang Lee : Planning, Organizing,
Directing, Coordinating, Controlling.
4. Henry
Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal F.
Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding,
Cordinating,Controlling.
6. Dr. SP.
Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi
Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR.
Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading,
Communicating, Controlling.
9. The Liang
Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling,
Improving.
Pada
hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu :
1.
Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan,
memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2.
Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian
tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
3.
Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan
untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi,
tugas dan fungsinya.
4.
Staffing atau Assembling Resources (penyusunan
personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru.
latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya
guna maksimal pada organisasi.
5.
Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando)
yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas
masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan
benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6.
Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang
lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7.
Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas
atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab
dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan.
8.
Motivating (motivasi)[6] yaitu pemberian semangat, inspirasi dan
dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara
sukarela.
9.
Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan
cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan tujuan.
10. Reporting
(pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
Proses pelaksanaan kegiatan manajemen, maka fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan. Ini adalah fungsi-fungsi ke dalam perusahaan, sedang fungsi manajer
ke luar perusahaan adalah :
1. mewakili
perusahaan dibidang pengadilan.
2. ambil
bagian sebagai warga negara biasa.
F. TINGKATAN MANAJEMEN
Dilihat dari
tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu[7]:
1.
Manajemen
Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas
pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari
organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang
dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk
membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer
dibawahnya.
2.
Manajemen
Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki
keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi,
bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan
reana dan memastikan tercapainyasuatutujuan.
3. Manajemen
Bawah/Lini (Low Management)
Manager
bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para
manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu
keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan
dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
Dilihat dari kegiatan yang dilakukan :
- Manajer Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi, (produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dll
- Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
- Manajer Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi, (produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dll
- Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
F.
TINGKATAN MANAJER
Setiap tingkatan dalam jabatan manajer tersebut akan menjalankan seluruh fungsi manajemen, namun memiliki titik tekan yang berbeda. Manajer puncak (top managers) tentu akan menjalankan fungsi perencanaan dan kepemimpinan lebih besar dibandingkan dengan tingkat manajer di bawahnya, sedangkan manajer tingkat bawah (first-line manager) akan lebih banyak menjalankan fungsi pengendalian (controlling) dan pengorganisasian (organizing) dibandingkan dengan tingakatan manajer yang lain[8].
Dengan berbagai pekerjaan tersebut maka pimpinan puncak akan lebih banyak
terkait dengan pekerjaan-pekerjaan pada masa yang akan datang,atau
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam membuat perencanaan misalnya,
seorang manajer harus memiliki pandangan jauh kedepan dan mampu melihat apa
yang akan terjadi terhadap organisasinya pada masa yang akan datang. Demikian
pula pada kegiatan kepemimpinan, manajer harus mampu meyakinkan kepada seluruh
orang yang ada didalam organisasi, tentang apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, dan meyakinkan mereka untuk berbuat kearah yang diharapkan
tersebut. Jika dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan oleh manajer puncak
tersebut maka terlihat bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya adalah
berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan konseptual, sehingga manajer puncak
dituntut untuk menguasai keterampilan konseptual (conceptual skill).
Berbeda dengan manajer menengah (midle managers),
yang sebagian besar berkaitan dengan pekerjaan untuk menjembatani
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh manajer puncak sehingga dapat
diimplementasikan oleh first-line managers, maka sangat diperlukan
kemampuan berhubungan dengan manusia. Kemampuan ini diperlukan karena manajer
menengah berfungsi sebagai penterjemah dari kebijakan-kebijakan yang seringkali
belum mampu dipahami oleh first-line managers karena adanya berbagai
kesenjangan antar tingkatan manajer. Untuk itulah pada manajer menengah ini
kemampuan berhubungan dengan manusia (interpersonal skills) adalah
keterampilan yang akan sangat membentu dalam menjalankan fungsi manajerialnya[9].
Sedangkan bagi first-line managers, merupakan
manajer yang bersentuhan langsung dengan jenis pekerjaan dan proses layanan
yang harus ditangani. Kegiatan pengorganisasian dan pengendalian merupakan
fungsi manajemen yang lebih dominan dikerjakan oleh manajer pada level ini.
Oleh karena itu manajer pada level ini memerlukan orang dengan kemampuan teknis
untuk menangani pekerjaan tersebut. Artinya akan lebih baik orang yang
menduduki first-line managers ini adalah orang yang berkecimpung lama
dalam jenis pekerjaan tersebut. Dengan demikian keterampilan teknis (technical
skill) merupakan keterampilan yang dominan diperlukan oleh manajer pada
level ini[10]. Hubungan antara level manajemen dengan keterampilan tersebut
digambarkan sebagaimana gambar 3.
Keterampilan
|
Fungsi Manajemen
|
|||
Perencanaan
|
Pengorganisasian
|
Kepemimpinan
|
Pengendalian
|
|
Kekuasaan
|
√
|
√
|
||
Mendengarkan
|
√
|
√
|
||
Pengelolaan
pada kelompok dan budaya berbeda
|
√
|
√
|
||
Penyusunan
anggaran
|
√
|
√
|
||
Pemilihan
gaya kepemimpinan yang efektif
|
√
|
|||
Pelatihan
|
√
|
|||
Membangun
tim yang efektif
|
√
|
√
|
||
Mendelegasikan/pemberdayaan
|
√
|
√
|
||
Memotivasi
|
√
|
√
|
||
Mendisiplinkan
|
√
|
|||
Mewawancarai
|
√
|
√
|
||
Memenej
penolakan terhadap perubahan
|
√
|
√
|
||
Memenej
waktu
|
√
|
√
|
||
Mentoring
|
√
|
|||
Negosiasi
|
√
|
|||
Menyediakan
umpan balik
|
√
|
√
|
||
Membangun
budaya organisasi
|
√
|
√
|
||
Mengembangkan
visi
|
√
|
√
|
||
Menyelesaikan
masalah secara kreatif
|
√
|
Dari tabel di atas[11]terlihat bahwa keterampilan dalam wilayah
fungsi kepemimpinan adalah mendominasi dari keterampilan yang diperlukan untuk
menjadi seorang manajer. Ini mengindikasikan bahwa seorang manajer harus
memiliki jiwa leadership yang baik untuk dapat menjalankan profesi
manajerialnya, karena sebagaian besar kegaiatan manajemen akan memerlukan
kemampuan leadership.
Dalam beberapa literatur memang ada yang membedakan
antara manajer dan pemimpin, tetapi dalam kenyataan sehari-hari dalam
melaksanakan profesi manajer atau pemimpin, ternyata kedua hal tersebut
(manajer dan pemimpin) sulit sekali untuk dipisahkan, bahkan seringkali harus
menjalankan kedua fungsi tersebut secara bersamaan.
G. KETERAMPILAN
MANAJER
Adapun
kriteria dan skill yang harus di miliki adalah :
1.
Conceptual
skill
Kognitif ,
wawasan yang dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran
( intelegensia ) yang mampu mentransormasi ide menjadi kenyataan. Merumuskan
Platform baik Visi , Misi dan Programnya. Kemampuan merumuskan , menganalisis ,
mendiagnosis , memutuskan dan memilih tindakan terbaik untuk kepentingan
Perusahaan.
Kemampuan
kemanusiaan , maknanya adalah kemampuan yang dilahirkan dari sesuatu interaksi
, baik individu maupun suatu kelompok yang dipimpin sehingga pemimpin tidak
menganggap dirinya lahir sendiri tetapi dia muncul dari komunitas sosial yang
pada gilirannya mempersatukan nilai – nilai yang dia miliki pada ranah sosial
yang dimilikinya karena pemimpin berada ditengah – tengah komunitas sosialnya ,
yang selalu berkaitan , berinteraksi sehingga pemimpin harus mampu mengenal
para anggotanya
3.
Diagnostik
skill
Kemampuan
untuk mendiagnosa , melakukan investigasi , identifikasi , dan memutuskan untuk
di implementasikan sebagai upaya pemecahan masalah yang di hadapi
4.
Political
skill
Kemampuan
untuk menguatkan kekuasaannya.Kekuasaan ini dikuatkan untuk kepentingan
organisasi , kekuasaan itu membangun dengan syarat tanggung jawab , wewenang ,
dan kepemimpinan oleh karena itu hakikat political skill adalah
mentransformasikan kepemiminan lewat pelaksanaan kemampuan dan tanggung jawab
dari kewajiban seorang pemimpin.
5.
Decision
making skill
Keterampilan
mengambil keputusan dengan tahapan :
Masalah >
investigasi > Identifikasi > Formulasi > Legitimasi
Keterampilan
teknis lahir dari psikomotorik dan dorongan emosional , keinginan untuk menjadi
terampil & ahli sehingga apa yang dipikirkan , tindakan membuahkan hasil
karya , lahir dari pelatihan , kursus , kebiasaan & kebudayaan kerja.
7.
Time
manajemen skill
Mengatur
waktu , menempatkan program dan tindakan sesuai waktu yang tepat.
8.
Managerial
skills (entrepreneurial)
yaitu
kemampuan untuk mempergunakan kesempatan secara efektif serta kecakapan untuk
memimpin usaha-usaha yang penting.
9.
Techological
skills
yaitu
keahlian khusus yang bersifat ekonomis teknis yang diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ekonomis.
10. Organisational
skills
yaitu
kecerdasan untuk mengatur berbagai usaha. Dalam kenyataannya tidak setiap
pemimpin harus memiliki seluruh kemampuan dengan tingkat intensitas yang sama
H.
ETIKA MANAGER
Etika manajerial adalah standar
prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka.Etika (Yunani Kuno:
“ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika
terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan
nilai-nilai etika).
Ada tiga
kategori klasifikasi[14]
* Perilaku
terhadap karyawan
* Perilaku terhadap organisasi
* Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
* Perilaku terhadap organisasi
* Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
1. Perilaku terhadap karyawan
Kategori ini
meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta ruang
pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan
perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan
pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini
misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh
lantaran takut kehilangan pekerjaannya.
2. Perilaku terhadap organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
3. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain—seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.
Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain—seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.
[1]
Oxford English Dictionary , Manager . page 378
[2]C.S.
George Jr. 1972. The History or Management ThoughtHall. h.4
[3]Robbins,
Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
Page 57
[4]Fayol,
Henry. 1949. Administration, industrielle et generale. Page 33
[6]Motivating People by
Richard 2003 , page 51
[7]Mintzberg 1973. The
Nature of Managerial Work page - 65
[8]Wren,
Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought page 34
[9]Keith
Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London:
1962).Hlm.15-19
[10]Drucker, Peter. 1946. Concept of Corporation.
John Day Company. Page 65
[11]Robbins, Bregman, Stagg dan Coulter (2003) , tabel no 17
[12]Robert
L. Katz. Skills of an Effective Administrator. Page 97
[13]Vocational
Business: Training, Developing and Motivating People by Richard Barrett -
Business & Economics - 2003. - Page 51.
[14]Griffin, R. 2006. Business,
8th Edition. NJ: Prentice Hall.page 78
No comments:
Post a Comment